Perjalanan dan Pertemanan

Sudah lama kami saling kenal, semenjak dunia komunikasi masih memerlukan cost yang sangat mahal untuk menggunakannya sampai sekarang media komunikasi sosial “gratis” dimana-mana meskipun costnya adalah iklan produk sponsor pun akan muncul di mana-mana juga.

Momen untuk bertemu secara virtual adalah sangat mudah dan murah, namun pertemuan secara langsung bertatap mata dan menjabat tangan dan berpelukan hangat karena rindu persahabatan memerlukan waktu dan pengorbanan yang sangat besar, namun semua akan terbayarkan karena cinta persahabatan bicara melampui dunia yang ada.


Sudah sangat lama aku bercita-cita melakukan perjalanan untuk bertemu para sahabat yang sangat lama aku kenal, mencari momennya sangat sulit tentu. Akhirnya di akhir November tahun ini kesempatan itu ketemu, mulailah kita bertemu satu persatu.

Dihari pertama langsung bertemu dengan Bang Junaidi Taher, beliau kami anggap sebagai sang abang bagi kami karena lebih “senior” dan lebih tinggi dari kami. Beliau super lucu kalau lagi ngomel, sangat setia dengan sahabat-sahabatnya. Hari pertama kami di Jakarta kami ditemani oleh Bang Junaidi Taher mengunjungi beberapa tempat untuk keperluan meeting Branding Polem Aceh, malamnya ngopi di Fakultas Kopi Jakarta, tempat kopi yang eksentrik gaya anak muda. Saya belajar Orisinalitas dan Perhatian dari Bang Junaidi.

Dihari kedua kami memutuskan ke Bandung untuk mengunjungi sahabat selanjutnya yaitu Aulia Rahman, sahabat yang saya kenal dari ketidak sengajaan karena ada permasalahan di kantor pos di aceh yang lalu dibantu oleh Aulia untuk menyelesaikannya karena waktu itu Aulia bertugas sebagai supervisor pos. Perkenalan yang tanpa sengaja menjadi persahabatan tanpa batas. Di Bandung berjumpa dengan Aulia dan Istrinya dan dua anaknya Juna dan Rizqan. Udara yang begitu dingin membuat saya malas mandi dan mikir-mikir kalau mau ke kamar mandi.

Hari Pertama di Bandung Cuma sempat kami habiskan untuk bincang-bincang banyak hal berbagi cerita setalah hampir 3 tahun tidak sempat berjumpa. Baru siangnya kami keluar cari tempat ngopi Sebuah tempat ngopi yang sangat penuh inspirasi, membuat kita semua betah berlama-lama di situ. Kami menikmati kopi yang disajikan oleh Barista Koffie TIJ Bandung, menu cemilannya juga banyak pilihan.

Tempat ngopi ini memadukan semua konsep dalam satu tempat.

Ada seorang sahabat yang sudah sangat lama kami berkenalan namun belum pernah sekalipun bertemu langsung, inilah zaman online. Ganjar Fadillah, calon ilmuwan besar Indonesia di masa depan insyaallah. Ganjar seperti biasa selalu rapih, pakaian yang dikenakannya selalu padu warnanya, stylish istilah anak muda sekarang. Semoga Cepat selesai Pendidikan Magister Kimianya di ITB Ganjar, dan semoga bisa segera mendapat visa tuk melanjutkan Doktoralnya di luar negeri. Walaupun Cuma sempat berbicang-bincang satu jam saja di Bandung sudah cukuplah, maklum Ganjar Super Sibuk dengan risetnya. Tahun depan kita berjumpa kembali insyaallah kalau bisa di Aceh ya Ganjar.

Agenda siraturrahim ke Bandung selesai, kami balik ke Jakarta kembali menyelesaikan rapat yang belum final. Rapat yang lumayan melelahkan baru selesai jam 7 malam.

Esok waktunya mengunjungi kawan lama yang cukup lucu dan cukup nekad dan cukup jenius, Muhammad Rizqon Febriansyah, namanya lumanyan panjang untuk diketik, kami memanggilnya Rizqon. Rela menghabiskan waktu 9 Jam dalam gerbong kereta api untuk bisa sampai ke Jogja dan bertemu rizqon dan keluarganya.

Meskipun Jogja lagi dilanda hujan deras dan badai, Rizqon tetap semangat menjemput  saya di stasiun kereta api. Nunggu cukup lama juga sih baru dia nyampek. Logat khas solonya menarik bagi saya yang dari Aceh, saya bicara cukup cepat dan dia bicara cukup anggun. Meskipun kami biasanya bertemu langsung 4 tahun sekali namun tetap seperti kawan akrab yang selalu bertemu setiap hari, kawan komunikasi dan diskusi semenjak tahun 2007 sampai sekarang. Dari zaman masih menggunakan yahoo, lalu sms gratis, lalu chatt BBM, lalu sekarang via chatt Whatsapp. Entah kenapa meski karakter dasar kami berbeda namun dalam kemonukasi dan berfikir kami cendrung sama. Dia punya talenta seniman dan pendekar.

Anaknya Rizqon lucu dan Istrinya Hobi Masak, Kami kekenyangan selalu jadinya selama dua hari saya di sana.

Saya sebenarnya mau belajar memanah di sana, namun pas megang Busur Panahnya, wah cukup keras tarikannya. Waduh, harus belajar narik dulu nih. Rizqon adalah seniman yang mampu melukis dan juga mampu membuat busur panah dan anak panah dengan kualitas sangat bagus. Rizqon juga pemanah dan pengendara kuda yang cukup mahir. Ilmu bela dirinya juga cukup bagus, namun tetap aja dia lucu dan pemalu seperti anak-anak kalau lagi bicara.

Agenda selama di Jogja, jalan-jalan sambil nyari jajanan makanan khas Jogja, lapangan panah, mengunjungi tempat-tempat bersejarah di sana. Sayang saya cuma punya waktu dua hari juga di sana, selanjutnya harus segera melanjutkan perjalanan ke Cikarang.

Cikarang adalah tempat tinggal orang tua saya, meskipun kami asli asal Aceh, namun orang tua sudah sangat lama bekerja dan tinggal di cikarang.

Di cikarang bertemu dengan orang tua, beberapa tahun ini kami memang sering bertemu karena orang tua sering menghabiskan Ramadhaan, Idul Fitri dan Idul Adha di Aceh.
Tiga hari di Cikarang adalah cerita bincang-bincang dengan keluarga dan istirahat menghilangkan lelah dan letih perjalanan ke beberapa kota.


Perjalanan dan pertemanan adalah kegembiraan yang selalu membuat kita bisa terus memandang dunia ini sebagai tempat yang hangat dan indah.

No comments:

Post a Comment

Silakan berkomentar, terimakasih.