Jika kita sibuk berjalan tanpa ada agenda untuk berhenti sejenak untuk merenungi dan berpikir mendalam jadilah langkah-langkah kita selanjutnya hanya langkah-langkah kelelahan yang memungkinkah mata tidak mampu lagi melihat arah yang benar dengan benar.
Hampir semua kita sibuk melangkah dengan terburu-buru ibarat "buruh" yang ingin semua pekerjaannya cepat selesai supaya bisa bersenang-senang di suatu tempat yang penuh kesenangan nantinya. Kita tak mau berpikir mendalam akan pekerjaan yang akan dan sedang kita lakukan ini. Seolah-olah pikiran hanya pantas digunakan dalam ruang-ruang kelas yang terbatas, sehingga kita menyangka di alam lepas ini hanya gerak yang kita anggap berguna.
Jadilah bumi ini bak hutan rimba yang semakin lama semakin lebat sehingga sang semutpun tak bisa lagi merangkak. Kita membuat kekalutan yang ada menjadi kekalutan yang semakin parah dengan gerak-gerak kita tanpa kepala.
Maukah kita untuk sementara menjadi ibarat manusia bodoh yang tak tahu apa-apa selain nama kita sendiri? Lalu kita belajar kembali untuk apa nama bagi kita, kita belajar kembali apa yang kita perlukan untuk bisa melangkahkan kaki kita ke depan. Kita harus mampu mengeja langkah-langkah berpikir kita sebelum membaca pikiran kita dan sebelum kita menyampaikan pikiran kita ke luar.
Kedisiplinan dalam berpikir dan kemaun kita untuk mau berpikir mendalam adalah kelangkaan yang sebentar lagi akan menjadi kepunahan bagi kita.
Sehingga kita sekarang senang dengan yang lucu-lucu saja, yang sederhana saja, yang biasa-biasa saja, yang relatif saja. Hal-hal yang seharusnya mesti kita pikirkan akan kita pilih untuk kita acuhkan saja.
No comments:
Post a Comment
Silakan berkomentar, terimakasih.