Emosi ketika memuncak akan membikin dada kita menjadi sesak, begitu kuatnya emosi mempengaruhi sistem kerja tubuh ini. Bahkan, kepala menjadi panas dan demam ketika emosi lagi dalam kondisi yang tidak stabil. Emosi ibarat energi rasa yang mengalir di dalam tubuh kita, ketika alirannya meluap jadilah semua sistem yang ada menjadi crash.
Sirkulasinya harus dibenahi untuk mampu manampung kemungkinan-kemungkinan luapan emosi tersebut. Jangan sampai alur emosi kita masih seperti alur yang primitif, senang dan susah jadi hal yang terlalu mudah ditebak oleh orang lain, atau senang dan susah kita sangat dipengaruhi oleh orang lain.
Kita harus mampu menikmati emosi kita, jangan sampai emosi mengganggu kita sehingga kita tidak bisa lagi menikmati apapun.
Emosi menjadi hal yang sangat privasi bagi jiwa kita, ekspresi kita atau pemikiran kita atau perasaan kita akan sangat kentara tampak dalam tampilan emosi kita. Apapun ekspresi kita pasti dipengaruhi oleh kondisi emosi kita pada dasarnya.
Dalam tulisanku ini para penulis bisa merasakan emosi yang sedang aku alami sehingga rangkai kata terpilih merangkai makna yang ingin aku gambarkan dalam ungkapan ini. Sulit menutupi emosi yang sedang kita rasakan untuk tidak dirasakan oleh orang lain terutama bagi orang lain yang peka dengan kehalusan rasa dari emosi seseorang.
Saya kembali kepada sistem emosi kita janganlah terlalu primitif, carilah pola emosi yang cocok dengan kondisi Anda, temukannlah benak-benak halus dalam diri Anda yang sangat mempengaruhi siklus emosi Anda kemudian diskripsikan ulang dengan benar variabel tersebut agar normal dengan siklus emosi Anda.
Terakhir, Anda orang yang merdeka jagalah kemerdekan perasaan Anda juga, jangan terlalu ditarik-tarik oleh variabel yang belum stabil. Jika varibel itu belum stabil tempatkan dia di ruang toleransi bukan di ruang inti emosi Anda.
salah satu pengontrol emosi adalah istri Ja :))
ReplyDelete