Sebenarnya kita harus terlebih dahulu belajar tentang "Bagaimana cara membuat pertanyaan yang benar dan baik " terlebih dahulu sebelum belajar tentang "Bagaimana menjawab pertanyaan dengan baik". Kita sering menganggap kemampuang menjawab pertanyaan lebih penting daripada kemampuan membuat pertanyaan.
Sebagai contoh ; seorang guru yang fungsi mendidik lebih senang memberi pertanyaan kepada para murid ketimbang memberi banyak waktu untuk menumbuhkan kemampuan bagi sang murid untuk berani membuat pertanyaan-pertanyaan yang diangga oleh sang murid penting bagi dirinya, lalu guru dengan sabar menjawab pertanyaan para murid dengan baik dan berisi, sehingga bukan murid yang disuruh selalu menjawab pertanyaan dari sang guru di setiap harinya.
Para anak-anak yang baru berumur sekitar 3 tahun secara naluriah dia mulai belajar membuat pertanyaan dan bertanya kepada orang tuanya dan orang lain yang ditemuinya tentang hal-hal yang menarik bagi dirinya, naluri itu tumbuh secara alami pada mereka. Sungguh menakjubkan. Namun seringnya kita menganggap hal tersebut sebagai hal yang merepotkan bagi kita karena harus selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka yang kita anggap tidak penting, namun kita lupa, itu penting bagi mereka.
Sering kali kita mematikan kebiasaan "bertanya" sang anak, padahal kita seharusnya mengasah kebiasaan itu semenjak anak-anak, harus kita ajarkan bagaimana bertanya yang baik dan benar secara alami. Harus kita kembangkan seiring usia mereka dan kita bertambah. Harus kita tingkatkan fungsinya.
Mari dari sekarang kita belajar "Bagaimana Cara Membuat Pertanyaan Yang Baik".
Skil ini akan sangat bermanfaat untuk mengeksplorasi ilmu dan informasi, mengasah fungsi logika bekerja dan membuka kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, lalu kita bisa melihat lebih jauh dan luas dengan stimulus dari pertanyaan yang baik itu. Mengeksplorasi dengan pertanyaan.
No comments:
Post a Comment
Silakan berkomentar, terimakasih.