Terlalu sering kita mengulang "kesalahan" yang sama, seperti lupa bahwa itu kesalahan yang harus kita tinggalkan.
Kesalahan yang terulang dan berulang dalam waktu lama kan menjadi kebiasaan yang begitu ringan kita lakukan, seakan kesalahan itu adalah napas yang berhebus dengan ringan memasuki seluruh jiwa kita tanpa adalagi keengganan dari hati dan akal ini.
Membuangnya ibarat membuang sepotong tangan kita sendiri, kita enggan melepaskan secara naluri karena kita selama ini telah menikmatinya secara menyenangkan meskipun kita tahu itu salah. Kesalahan telah berubah menjadi hal yang lumrah karena ada ganjaran kenikmatan yang kita dapatkan.
Itu mungkin gambaran yang bisa saya gambarkan, selanjutnya adakah peluang untuk memotong habis kebiasaan melakukan sebuah kesalahan yang terus menerus semacam itu?
Adakah solusi yang tepat ?
Sulit menjawab, meskipun demikian kita harus mencoba menjawab, kalaupun jawaban kita gagal kita harus berusaha terus untuk menyempurnakan jawaban kita.
Apakah saya punya jawabannya ?
Saya berusaha mencari jawabannya semenjak lama, sehingga barusan saya menganalisa sebuah konsep tentang "Habit" atau dalam bahasa kita disebut dengan "Kebiasaan". Setelah menganalisa lebih dari 4 jam dengan membandingkan dengan referensi - referensi yang saya miliki di lemari perpustakaan pribadi saya, sampai pada kesimpulan sementara ; "Kebiasaan bisa diubah dengan cara membentuk kebiasaan yang baru sama seperti awal terbentuknya kebiasaan yang buruk tersebut, kebiasaan baik juga terbentuk dengan sistem yang sama".
Konsepnya akan saya bahas insyaALLAH di kesempatan selanjutnya, sudah jam setengah 12 malam ketika saya mengetik ini, otak ini mulai minta kembali ke alam mimpinya untuk bermain dan beristirahat. Semoga umur kita semua selalu berkah, dan semoga kebiasaan buruk yang masih melekat di jiwa kita ini mudah untuk berganti dengan kebiasaan baik yang penuh berkah, insyaALLAH. Amiin.
Kesalahan yang terulang dan berulang dalam waktu lama kan menjadi kebiasaan yang begitu ringan kita lakukan, seakan kesalahan itu adalah napas yang berhebus dengan ringan memasuki seluruh jiwa kita tanpa adalagi keengganan dari hati dan akal ini.
Membuangnya ibarat membuang sepotong tangan kita sendiri, kita enggan melepaskan secara naluri karena kita selama ini telah menikmatinya secara menyenangkan meskipun kita tahu itu salah. Kesalahan telah berubah menjadi hal yang lumrah karena ada ganjaran kenikmatan yang kita dapatkan.
Itu mungkin gambaran yang bisa saya gambarkan, selanjutnya adakah peluang untuk memotong habis kebiasaan melakukan sebuah kesalahan yang terus menerus semacam itu?
Adakah solusi yang tepat ?
Sulit menjawab, meskipun demikian kita harus mencoba menjawab, kalaupun jawaban kita gagal kita harus berusaha terus untuk menyempurnakan jawaban kita.
Apakah saya punya jawabannya ?
Saya berusaha mencari jawabannya semenjak lama, sehingga barusan saya menganalisa sebuah konsep tentang "Habit" atau dalam bahasa kita disebut dengan "Kebiasaan". Setelah menganalisa lebih dari 4 jam dengan membandingkan dengan referensi - referensi yang saya miliki di lemari perpustakaan pribadi saya, sampai pada kesimpulan sementara ; "Kebiasaan bisa diubah dengan cara membentuk kebiasaan yang baru sama seperti awal terbentuknya kebiasaan yang buruk tersebut, kebiasaan baik juga terbentuk dengan sistem yang sama".
Konsepnya akan saya bahas insyaALLAH di kesempatan selanjutnya, sudah jam setengah 12 malam ketika saya mengetik ini, otak ini mulai minta kembali ke alam mimpinya untuk bermain dan beristirahat. Semoga umur kita semua selalu berkah, dan semoga kebiasaan buruk yang masih melekat di jiwa kita ini mudah untuk berganti dengan kebiasaan baik yang penuh berkah, insyaALLAH. Amiin.
No comments:
Post a Comment
Silakan berkomentar, terimakasih.