Konsep Dinamisasi Positioning

Dalam komunikasi proses positioning pasti selalu terjadi, masing-masing sabjek pasti akan mengambil positioningnya. Seperti ketika seorang guru yang berbicara dengan muridnya, disitu kita bisa melihat proses positioning terjadi. Akan terjadi perbedaan level antara guru dengan murid, sang guru akan memposisikan dirinya di level yang lebih tinggi dari murid dan sang murid akan memposisikan dirinya sedikit lebih rendah dari gurunya. 

Level positioning semacam ini akan terjadi, Apakah itu akan berdampak positif atau negatif ? Ukuran penilaian adalah kekakuan. Jika terjadi kekakuan dalam positioning dalam waktu yang relatif lama tentu akan terjadi konflik dalam komunikasi. Contohnya ketika guru selalu memposisikan dirinya lebih tinggi terhadap muridnya, dalam waktu lama itu akan membuat murid bosan, dia sesekali tentu ingin levelnya sederajat dengan gurunya. Namun karena guru kaku dalam memahami ini sehingga tidak mengizinkan level muridnya sederajat dengannya membuat murid tak mau mengikuti gurunya lagi, guru terus menekan dan murid terus membangkang. Ini tentu sering kita lihat.

Dalam seni komunikasi kita harus pandai memainkan peran dinamisasi dalam hal positioning, harus dinamis dalam merubah-ubah level diri kita, seperti mengontrol benang layang - layang, sesekali ditarik sesekali di lepas yang tujuannya untuk mendapat posisi layang-layang yang aman dan cantik di atas udara sana.

Saya ketika berkomunikasi dengan murid saya, dalam waktu cepat dinamisasi itu saya jalankan. Dalam 15 menit saja saya telah beberapa kali merubah level posisi saya dengan murid saya, Di awal komunikasi saya membuat level saya sama dengan murid saya sehingga murid merasa seperti sedang bicara dengan teman yang seusia dengannya, lalu ditengah komunikasi saya sedikit menaikkan level saya sebagai peran guru dengan begitu si murid akan diam mendengar arahan dan pengajaran yang saya berikan lalu saya menurunkan lagi level saya sehingga memberikan ruang si murid untuk berkomentar tentang materi yang saya sampaikan, saya diam dan mendengar dengan tenang memposisikan diri pada level sedikiti lebih rendah dari si murid supaya murid leluasa bicara dan saya leluasa mendengar. Dengan begini efektifitas komunikasi dan kenyamanan komonikasi terjadi.

Konsep dinamisasi positioning semacam ini bisa terus kita praktikan dalam kegiatan komunikasi kita.

No comments:

Post a Comment

Silakan berkomentar, terimakasih.