- The “map”
is not the “territory” or “The menu is not the meal”
Sama seperti “peta” tidak benar-benar seperti “wilayah” yang
diwakilinya, kata yang kita gunakan tidak terdiri atas peristiwa atau item-item
yang kata itu wakili. “Territory” adalah
sebagai realitas di luar sana, di luar kulit kita, terdiri dari miliaran rangsangan
per detik, dunia yang selalu berubah dari tarian elektron, perubahan energi.
“Map” menggambarkan apa yang ada dalam tubuh kita
(penerimaan neurologis orang-orang atas manifestasi energi) dan apa yang ada di
kepala kita (“mental”, pemahaman konseptual tentang wilayah). Jadi kita
memiliki dua tingkat fenomena realitas di sini eksternal dan internal, realitas
yang subjektif.
Keyakinan kita (Beliefs) akan bertindak sebagai filter
neu-rologis utama yang menentukan bagaimana kita memandang realitas eksternal.
Keyakinan kita tentang apa yang kita nilai sebagai penting atau tidak penting
akan sangatkuat mem-bentuk persepsi kita, seperti halnya unconscious
neurological filters (Meta-program introversi/ ekstroversi, dimotivasi oleh
keinginan atau avoidances, gestalt dibandingkan berpikir detail).
Apa yang terjadi di dalam kepala kita tentang suatu
peristiwa tidaklah meliputi semua kejadian, hanya terdiri dari persepsi kita
tentang peristiwa itu. Dampak kritis dari pemahaman ini adalah segala sesuatu
tentang kita! Mengapa? Karena ketika kita mengalami suatu peristiwa eksternal,
kita mencoba untuk memahami itu. Dalam upaya kita untuk memahami peristiwa itu,
kita membangun repre-sentasi internal (IR) dalam pikiran kita itu. representasi
internal yang meliputi informasi yang diterima melalui semua indera kita.
Dengan kata lain, IR kita memiliki komponen VAKOG sebagai susunan unsur mereka,
ditambah dengan bahasa.
NLP menjadikan penggunaan fakta lebih menyenangkan, bahwa
representasi internal yang tidak ada di tingkat logis yang sama seperti
kejadian itu sendiri. Perbedaan ini menjelaskan mengapa kita hanya bisa
ber-hubungan dengan dunia di luar sana melalui proses neuro-linguistik kita.
Tuhan memberi kita banyak portal (indera, reseptor rasa) ke dunia luar dan namun
kita menjadi “part” dari dunia luar tadi namun sementara itu kita masih di
dalam diri kita.
Kesimpulan berikutnya mengarah kepada melibatkan
impossibility- neurologis kita, kita tidak pernah dapat mewakili suatu
peristiwa eksternal persis seperti yang ada di luar sana.
Pertimbangkan: Saya melihat sebuah apel. Saya membuat gambar
internal itu. Batang dan kerucut mata memberi saya rasa internal “warna”. Indra
saya yang lain memperkaya gambar ini. Tetapi terlepas dari betapa kaya,
beragam, atau lengkap gambar saya, ituhanyalah berfungsi sebagai “peta”. Jika
Anda melihat apel yang sama, Anda tidak akan terhibur sama persis dengan gambar
tadi. Dan Apel yang saya bayangkan tidak akan sama dengan apel yang Anda
bayangkan karena gambar tadi adalah sistem saraf Anda yang tidak bekerja persis
dan tepat dengan cara yang sama pada saya. Dua orang melihat kecelakaan dari
posisi yang sangat mirip (tidak pernah “sama”) tetapi ketika mereka
melaporkannya, perbedaan antara laporan mereka muncul. Mengapa?
Karena perbedaan persepsi mereka yang timbul dari perbedaan
individu ketika melakukan neuro-linguistic processing dan internal
representations mereka.
Apa yang menjadi dasar perbedaannya? Masing-masing mereka
merepresentasikan kecelakaan tadi meng-gunakan rasa gugup dan sistem saraf dan
pikiran yang sedikit berbeda diantara mereka!
“Peta bukanlah wilayah” atau dengan kata lain, “Menu bukanlah
makanan”. Kita tidak beroperasi secara langsung di dunia, tetapi pada persepsi
pribadi kita di dunia. Terlepas dari peristiwa eksternal, sebagai subyek, kita
membangun subjektif internal kita sendiri atas realitas itu dan lalu membangun
internal yang menentukan pikiran, emosi dan respon kita masing-masing.
We
can never represent an external event exactly as it “exists out there”.
Therefore,
“The
menu is not the meal”.
|
|
Kita tidak pernah
dapat menggambarkan suatu peristiwa eksternal persis seperti "yang ada di luar sana".
Oleh karena itu,
" Menu
bukanlah makanan".
|
No comments:
Post a Comment
Silakan berkomentar, terimakasih.