Menghadirkan Kata


Menulis apa yang kita pikirkan ibarat mengukir pahatan patung, sulit dan butuh fokus yang sangat lama agar terwujud lah patung yang nyata seperti apa yang dibayangkan oleh sang pemahatnya. Jika kita tak punya kemauan yang kuat untuk tetap menjaga fokus yang hadir bukan patung yang indah  yang akan kita lihat tapi hanya patung yang acak yang tak berbentuk.

Kita tidak akan bisa menulis apa yang ada dalam benak kita jika pikiran kita kusut dan berkabut. Kita akan sulit mengukir pikiran kita di kertas ini ketika kondisi pikiran sedang tidak dalam kondisi tanang. Kekusutan hanya akan menimbulkan ketakutan, ketakutan akan menimbulkan kegegelapan dalam visi kita.

Kata-kata hadir dan lahir dari ungkapan jiwa dan perasaan manusia yang ingin untuk mengungkapkan apa yang dia pikirkan kepada yang lain. Jika kata-kata tak bisa lagi dia ungkapkan yang akan hadir adalah emosi yang tak mampu ia tahan lagi. Ketika kata-kata lancar keluar, emosi pun akan lebur dalam bahasa.

Kekalutan dan ketenangan merupakan suasana jiwa manusia sehari-hari. Ketika semuanya tertata dengan rapi sehingga ketenangan dan kesenangan akan lahir dengan sendirinya. Dan ketika semuanya kacau sehingga tak ada kejelasan maka pasti akan melahirkan kekalutan dan kepanikan dalam diri kita.

Menyederhanakan diri, menyederhanakan pemikiran, menyederhanakan pandangan, akan memudahkan diri ini untuk merapikan apa yang ada dalam benak perasaan nya. Akan mudahlah kita memandang dalam ke dalam pikiran dan perasaan kita. Akan mudahlah kita memakainya untuk kebaikan dan kebutuhan kita.

Menghadirkan kata dalam dunia ini adalah sama seperti menghadirkan masa depan dalam kehidupan ini.






No comments:

Post a Comment

Silakan berkomentar, terimakasih.