Seringkali kata-kata kita pahami dengan salah, karena kita
pahami dengan pemahaman yang melahirkan keanehan terhadap efek yang terjadi
dikemudian harinya. Kata harus bisa dipahami dengan kenyataan, ujilah pemahaman
kita terhadap kata dengan kenyataan dan efek-efek dari kenyataan-kenyataan itu.
Seperti sebuah kata yang sering menjebak kita dalam memahaminya, kata itu
adalah “Rendah Hati”.
Seringnya kita menganggap kata itu sebagai kata yang begitu
mulia sehingga kita sering ingin memilikinya, ingin memeluknya. Dan bahanya
kita memakai kata itu sebagai wajah kita. Benarkah cara semacam itu ?
Terlepas dari persepsi Anda, saya akan menyampaikan persepsi
saya, menyampaikan perasaan saya, menyampaikan visi saya terhada kata tersebut
dan penggunaan kata tersebut; menurut saya salah besar jika mengambil kata itu
sebagai wajah kita, salah besar kita melekatkan kata itu dengan diri kita,
sungguh akan sangat berbahaya jika kita mengawinkan kata itu dengan emosi kita.
Kenapa ? Karena kita salah menggunakannya. Kata tersebut kurang tepat kita
gunakan untuk diri kita, karena kata itu adalah kata yang berfungsi untuk
penilaian. Penilaian itu adalah hasil bukan awal.
Jadi bukanlah kita yang melekatkan kata “Rendah Hati’ dengan
diri kita, tapi orang lain yg akan memandang dan menilai kita dengan kata “Rendah
Hati” atau tidak “Rendah Hati” . Kita menyusun kerja dengan pemahaman yang
benar berdasarkan kenyataan-kenyataan. Pemahaman yang benar dan mendalam dengan
sendirinya akan memudahkan kita memahami keikhlasan. Kerendahan hati adalah
bayangan yang dilihat oleh pihak lain terhadap bayangan kita. Bukan dasar kita
melakukan pekerjaan, tapi hanya bentuk bayangan yang termanifestasi dari
pemahaman yang mendalam terhadap kenyataan yang memudahkan kita memahami dan
bergerak dengan keikhlasan. Bayangan bukan fisik kita. Bayangan yang dilihat
oleh orang lain.
No comments:
Post a Comment
Silakan berkomentar, terimakasih.