Dulu aku sangat suka membaca berita dan sangat suka menonton siaran berita di tv, namun sekarang kebiasaan itu menghilang dan terasa mulai tidak menyenangi membaca berita maupun menonton berita di televisi. Mengapa ? mungkin bosan, mungkin menganggap berita sekarang bukan membuat pemikiran lebih cerdas malah membuat kebingungan akal karena banyak berita yang tidak logik.
Banyak berita sekarang lebih kentara mirip sebagai gosip yang dimbubui bagai cerita novel yang penuh dengan goresan perasaan si penulis ketimbang gambaran fakta yang memang benar-benar ada. Kalau novel jelas itu fiksi jadi kita tidak bingung, namun berita yang bercampur dengan fiksi si penulis yang bisa kita cicipi sebagai rasa sajian yang lucu. Itu yang kita rasakan sekarang.
Jadilah berita-berita yang ada di media sekarang bagai kumpulan "limbah" yang akan membuat penyakit baru bagi manyarakat yang menikmatinya.
Adakah ini karena kebodohan para pekerja media ? atau "pemerkosaan" yang dilakukan sebagian pihak terhadap dunia media ? Kita tak mesti menjawab dugaan-dugaan itu.
Sekarang saya lebih memilih menjauh dari "limbah" informasi yang sedang terjadi, untuk menjaga perasaan, dan untuk menjaga penumbuhan logika agar tetap sehat. Jika pun sewaktu-waktu memerlukan informasi saya akan lebih selektif memilih ketika mencari berita. Memilih informasi apa yang ingin saya dapatkan. Informasi yang benar-benar gambaran fakta yang harus kita tangkap, bukan fiksi emosi yang digoreskan oleh penulis dengan menggunakan alibi fakta yang sangat minim. Buang semua fiksi emosi itu ambil saja gambar-gambar fakta yang nyata.
Banyak berita sekarang lebih kentara mirip sebagai gosip yang dimbubui bagai cerita novel yang penuh dengan goresan perasaan si penulis ketimbang gambaran fakta yang memang benar-benar ada. Kalau novel jelas itu fiksi jadi kita tidak bingung, namun berita yang bercampur dengan fiksi si penulis yang bisa kita cicipi sebagai rasa sajian yang lucu. Itu yang kita rasakan sekarang.
Jadilah berita-berita yang ada di media sekarang bagai kumpulan "limbah" yang akan membuat penyakit baru bagi manyarakat yang menikmatinya.
Adakah ini karena kebodohan para pekerja media ? atau "pemerkosaan" yang dilakukan sebagian pihak terhadap dunia media ? Kita tak mesti menjawab dugaan-dugaan itu.
Sekarang saya lebih memilih menjauh dari "limbah" informasi yang sedang terjadi, untuk menjaga perasaan, dan untuk menjaga penumbuhan logika agar tetap sehat. Jika pun sewaktu-waktu memerlukan informasi saya akan lebih selektif memilih ketika mencari berita. Memilih informasi apa yang ingin saya dapatkan. Informasi yang benar-benar gambaran fakta yang harus kita tangkap, bukan fiksi emosi yang digoreskan oleh penulis dengan menggunakan alibi fakta yang sangat minim. Buang semua fiksi emosi itu ambil saja gambar-gambar fakta yang nyata.
"When you have eliminated all which is impossible,
then whatever remains, however improbable, must be the truth."
(Arthur Conan Doyle)
No comments:
Post a Comment
Silakan berkomentar, terimakasih.