"Pengemis" Berdasi dan Bermercy

Manusia sekarang mengadopsi mental pengemis, mental yang hanya mampu mengharap-harap saja. Mental yang hanya tahu sesuatu itu pasti akan datang dengan hanya menunggu-nunggu saja. Mental ini bukan hanya mengindap par pemalas tapi mental ini juga sudah menghindap para orang-orang rajin. 

Kita menganggap pengemis itu pemalas ? saya malah menganggap mereka sangat rajin dan penuh semangat setiap hari. Lihat saja ketika ketika kita berangkat kerja atau sekolah setiap pagi pasti para pengemis suda duluan mangkal di perempatan jalan. 

Kita menganggap mereka bodoh dan tak tahu manajemen ? saya malah menganggap mereka sangat cerdas dan penuh perhitungan. Rata-rata penghasilan pengemis itu diatas Upah Minumum Regional. Bahkan ada yang mampu mengalahkan gaji para PNS. Bahkan mereka kerja sangat santai dengan modal yang sangat kecil mendapatkan untuk yang sangat besar. Mereka sudah sangat cerdas sekarang.

Jadi Mental Pengemislah yang membuat mereka jadi pengemis, ini semacam virus yang merasuki pemikiran mereka lalu mengambil alih kontrol semua sumber daya yang ada dalam diri mereka lalu diarahkan untuk mengambil profil sebagai pengemis yang ahli.

Mereka punya kemampuan sumberdaya, mereka punya modal seperti manusia lain, tapi kontrol diri mereka yang sudah terprogram dengan kode virus itu lalu melahirkan output profil sebagai pengemis.

Saya tidak mau menganggap itu sebuah kesalahan dalam ruang ini, dalam ruang ini saya cuma ingin mengkaji sistemnya bukan memutuskan status hukum sebuah variabel.

Virus mental pengemis ini menurut saya tidak hanya menghindap para pengemis saja di zaman sekarang, virus ini sudah merasuki ke profil-profil yang lain juga, sudah terlihat ada pejabat yang bermental pengemis, sudah ada PNS yang bermental pengemis, sudah ada pemimpin yang bermental pengemis, sudah ada profesional yang bermental pengemis, bahkan sudah ada para pemimpin spiritual yang bermental pengemis. Pengemis sudah ada di mana-mana, lebih parah dari issu korupsi yang ditakuti negeri ini.

Mental ini lebih mirip sebagai selubung tipis yang besar yang mampu membungkus semua sumberdaya lalu mengubahnya menjadi satu warna yang sama tapi dengan bentuk yang berbeda-beda.

No comments:

Post a Comment

Silakan berkomentar, terimakasih.