My Own Wonderland (Prolog)


Seperti yang sudah sering sebelumnya, aku berjalan di padang sejuta bunga yang luas itu. Sambil sesekali membungkuk menyentuh kelopak Geranium biru. Akumenggenggam sesuatu, apakah itu kertas? Rasanya seperti kertas, atau mungkin daun, karena terasa lebih dingin untuk permukaan kertas manapun yang kukenal. Dan juga sesuatu seperti pena, tapi aku tak yakin itu pena. Aku hanya yakin bahwa aku bersiap mencatat syair apapun yang akan kudengar, nada apapun yang akan ditangkap telingaku. Memangnya siapa yang bakal menyanyi? Aku tidak begitu tau tempat ini, hanya saja belakangan tempat ini jadi semakin familier karena dia terus saja membawaku kesini. Namun akhirnya akan selalu sama, aku akan sampai di gerbang yang dibentuk mawar hutan yang merangkai dirinya antara dua pohon besar, suara seseorang menyanyikan lagu yang indah, seperti lagu ‘selamat datang di rumah’, tersihir dan aku melupakan kertas dan penaku. Dan selanjutnya seseorang dari seberang gerbang menyibak juntaian mawar , dan itu dia, tersenyum, senyum yang membuatku bingung dan bertanya ‘apa maksudnya?’ dan suaranya yang merdu berbisik ‘selamat datang Emily-ku’. Tunggu, kali ini jangan berakhir dulu, aku ingin penjelasan kenapa namaku jadi Emily-ku? Siapa kau? Apa nama tempat aneh ini? Namun percuma, seperti sebelumnya, aku mengantuk, dia tetap tersenyum. Dan detik selanjutnya aku tidak melihat apa-apa, mungkin aku sudah tertidur, dan saat membuka mata, aku di kamarku lagi. Mengumpat, aku melempar bantal ke dinding. Aku hampir gila. Apa yang dia ingingkan? Membunuhku?


                                                                                                       Karya : Naurah Nazifa @naurah_nazifa

No comments:

Post a Comment

Silakan berkomentar, terimakasih.