Saat kegagalan demi kegagalan datang menyapa. Bagaikan ombak yang pelan-pelan menghapus jejak-jejak sukses di masa lalu. Saat segala usaha dan doa telah tercurah, namun belum terasa kebangkitan diri itu. Saat itu, aku dan kamu, mungkin hampir putus asa. Mungkin tak sampai berpikir untuk bunuh diri.
"Aku bukan siapa-siapa".
"Aku hanyalah pecundang"
"Aku tidak punya manfaat sama sekali, ada dan tidak adanya aku, sama saja"
Aku dan kamu, pernah mengalaminya, pernah bergumam seperti itu, bukan?
Tapi, dengarkanlah kata-kataku kali ini,
"Aku dan kamu, adalah PENTING dan BERHARGA"
Ingatlah ini,
Kita begitu penting. Apapun kondisi dan posisi yang telah dipilihkan Allah untuk kita.
Saat datang perasaan putus asa mengenai jati diri, eksistensi diri kita muncul,
cobalah mengingat-ingat sedikit peran yang pernah kita lakoni. Tentu bukan bermaksud untuk 'ujub berbangga diri.
Kau pasti pernah jadi ketua kelas saat SD, atau SMP, atau SMA dulu. Mungkin sekarang kau sedang jadi ketua kelas atau koordinator tingkat di kampus. Itu semua tentu kehendak Allah. Jika kau tak ada di dunia ini, maka siapa yg akan jadi ketua kelas pada masa-masa yang kau dipilih itu?
Jika itu masih terasa besar, coba ingat-ingat lagi,
mungkin saat berjalan-jalan mengelilingi sebuah tempat, lalu kau temukan serpihan beling dan paku. Lalu kau pungut. Bukankah saat itu niatmu, agar tak ada orang yang terluka? Bisa jadi, itu kehendak Allah menciptakanmu. Kaulah si penyingkir hambatan di jalan itu. Bukan untuk mengenang kebaikan. Ya, meski sah saja jika kau masih berpikir negatif, "kalau tidak aku, paling juga masih ada orang lain yang mau mengambilnya"
"Mungkin kehidupan kita seperti setetes hujan di danau yang luas, begitu kecil dan "pyar" hilang lenyap sepersekian detik. Digantikan oleh tetesan lain. Jika berpikiran negatif, benar itu tak berarti apa-apa. Tapi cobalah berpikiran positif, bahwa setetes air itulah yang akhirnya jadi danau luas itu. Semesta kehidupan kita begitu singkat lalu digantikan oleh semesta kehidupan yang selanjutnya. Bahkan kehidupan kita sekarang adalah hasil dari semesta kehidupan yang telah lalu, bukan ? Kita begitu penting. (Mengutip perkataan Tere Liye dalam sebuah seminar)"
Dan lagi,
kita begitu berharga.
Mau bukti?
Berapa kecil diri kita dibanding luasnya semesta ini?
Ingatlah bahwa Allah menciptakan semua yang ada di semesta ini tanpa ada yang sia-sia. Lalu buat apa alam semesta raya yang luas diciptakan jika sebuah Planet Bumi saja sudah bisa menampung kita? Allahu a'lam, tapi itu salah satu misteri tentang betapa berharganya diri kita.
Madu yang dihasilkan lebah, sangat melampaui jumlah yang lebah butuhkan untuk kehidupan mereka. Dan tahukah kamu? Bahwa sebagian besar madu tersebut adalah anugerah dari Allah untuk kita, dengan lebah sebagai produsennya.
Kita sering mendengar bahwa, "susu sapi ya untuk sapi saja, manusia cukuplah dengan ASI".
Benar, ASI saja cukup untuk bayi dari lahir sampai usia dua tahun. Namun, bagi kita yang telah remaja, dewasa, atau tua, tak akan mungkin minum ASI, bukan?
Itulah mengapa Allah menciptakan sapi yang memproduksi susu dengan jumlah melampau dari apa yang dibutuhkan anak-anak sapi sendiri. Bertasbihlah dan pujilah Allah yang telah menciptakan semua tanpa sia-sia. Kawan, Aku dan Kamu adalah PENTING dan BERHARGA. Sedih adalah rasa yang manusiawi, tapi janganlah berputus asa ;)
(Rizqon)
"Aku bukan siapa-siapa".
"Aku hanyalah pecundang"
"Aku tidak punya manfaat sama sekali, ada dan tidak adanya aku, sama saja"
Aku dan kamu, pernah mengalaminya, pernah bergumam seperti itu, bukan?
Tapi, dengarkanlah kata-kataku kali ini,
"Aku dan kamu, adalah PENTING dan BERHARGA"
Ingatlah ini,
Kita begitu penting. Apapun kondisi dan posisi yang telah dipilihkan Allah untuk kita.
Saat datang perasaan putus asa mengenai jati diri, eksistensi diri kita muncul,
cobalah mengingat-ingat sedikit peran yang pernah kita lakoni. Tentu bukan bermaksud untuk 'ujub berbangga diri.
Kau pasti pernah jadi ketua kelas saat SD, atau SMP, atau SMA dulu. Mungkin sekarang kau sedang jadi ketua kelas atau koordinator tingkat di kampus. Itu semua tentu kehendak Allah. Jika kau tak ada di dunia ini, maka siapa yg akan jadi ketua kelas pada masa-masa yang kau dipilih itu?
Jika itu masih terasa besar, coba ingat-ingat lagi,
mungkin saat berjalan-jalan mengelilingi sebuah tempat, lalu kau temukan serpihan beling dan paku. Lalu kau pungut. Bukankah saat itu niatmu, agar tak ada orang yang terluka? Bisa jadi, itu kehendak Allah menciptakanmu. Kaulah si penyingkir hambatan di jalan itu. Bukan untuk mengenang kebaikan. Ya, meski sah saja jika kau masih berpikir negatif, "kalau tidak aku, paling juga masih ada orang lain yang mau mengambilnya"
"Mungkin kehidupan kita seperti setetes hujan di danau yang luas, begitu kecil dan "pyar" hilang lenyap sepersekian detik. Digantikan oleh tetesan lain. Jika berpikiran negatif, benar itu tak berarti apa-apa. Tapi cobalah berpikiran positif, bahwa setetes air itulah yang akhirnya jadi danau luas itu. Semesta kehidupan kita begitu singkat lalu digantikan oleh semesta kehidupan yang selanjutnya. Bahkan kehidupan kita sekarang adalah hasil dari semesta kehidupan yang telah lalu, bukan ? Kita begitu penting. (Mengutip perkataan Tere Liye dalam sebuah seminar)"
Dan lagi,
kita begitu berharga.
Mau bukti?
Berapa kecil diri kita dibanding luasnya semesta ini?
Ingatlah bahwa Allah menciptakan semua yang ada di semesta ini tanpa ada yang sia-sia. Lalu buat apa alam semesta raya yang luas diciptakan jika sebuah Planet Bumi saja sudah bisa menampung kita? Allahu a'lam, tapi itu salah satu misteri tentang betapa berharganya diri kita.
Madu yang dihasilkan lebah, sangat melampaui jumlah yang lebah butuhkan untuk kehidupan mereka. Dan tahukah kamu? Bahwa sebagian besar madu tersebut adalah anugerah dari Allah untuk kita, dengan lebah sebagai produsennya.
Kita sering mendengar bahwa, "susu sapi ya untuk sapi saja, manusia cukuplah dengan ASI".
Benar, ASI saja cukup untuk bayi dari lahir sampai usia dua tahun. Namun, bagi kita yang telah remaja, dewasa, atau tua, tak akan mungkin minum ASI, bukan?
Itulah mengapa Allah menciptakan sapi yang memproduksi susu dengan jumlah melampau dari apa yang dibutuhkan anak-anak sapi sendiri. Bertasbihlah dan pujilah Allah yang telah menciptakan semua tanpa sia-sia. Kawan, Aku dan Kamu adalah PENTING dan BERHARGA. Sedih adalah rasa yang manusiawi, tapi janganlah berputus asa ;)
(Rizqon)
No comments:
Post a Comment
Silakan berkomentar, terimakasih.